Rizal Ramli Dua Kali Ucapkan Permintaan Maaf
Namun, juga memperhatikan wilayah kelautan, provinsi dan kabupaten yang tertinggal mesti ada bobot khusus supaya alokasinya lebih tinggi. "Ini penting supaya daerah bisa menikmati lebih adil," ujarnya.
Selain dana alokasi umum, Rizal menuturkan, dulu juga pernah dibuat sistem dana alokasi khusus (DAK) untuk daerah-daerah penghasil minyak bumi dan gas dapat ekstra presentase dari ekspornya. Menurut dia, itulah yang menjelaskan kenapa Kalimantan Timur (Kaltim) dan Riau lebih maju, sejahtera dan makmur.
"Tapi, mohon maaf lagi karna kami tidak cukup waktu, cuma dua saja. Padahal ada daerah lain seperti Maluku yang ikan ekspornya paling besar tapi tidak dapat-apa. Lalu ada daerah penghasil sawit, nikel juga tidak dapat apa-apa," katanya.
Dia mengatakan Zulkifli tadi sangat senang dengan ide untuk mengubah UU yang mengatur tentang dana alokasi khusus. Supaya bukan daerah penghasil minyak bumi dan gas saja, juga yang menghasilkan mineral, batu bara maupun kelapa sawit dan perikanan juga mendapatkan alokasi khusus yang besar.
Soal lain, Rizal juga mendiskusikan soal ketimpangan penggunaan anggaran pemerintah. Menurut Rizal, saat ini pemerintah 70 persen anggaran buat gaji dan tunjangan. Sedangkan untuk rakyat 30 persen saja. "Kami mau rasionya dibalik 70 persen untuk rakyat 30 persen untuk birokrasi DPR dan sebagainya. Jangan terbalik seperti sekarang rakyat hanya 30 persen," katanya.
Menurut Rizal Ramli, penting untuk memperjuangkan ini supaya rakyat Indonesia tidak ada yang merasa terlupakan. (boy/jpnn)