RS Izinkan Dokter Mogok, Meski Pendapatan Turun
jpnn.com - BEKASI - Pihak manajemen rumah sakit mengaku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghalangi aksi mogok yang dilakukan para dokter hari ini. Pasalnya, manajemen rumah sakit tidak bisa melarang dokter untuk melakukan aksi solidaritas.
"Kami sudah himbau agar tetap melayani, tapi mereka juga punya hak untuk melakukan aksi solidaritas," kata anggota Direksi RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, Gabriella saat ditemui JPNN di kantornya, Rabu (27/11).
Di RS Mitra Keluarga ada tujuh poliklinik yang tutup hari ini. Namun, menurut Gabriella tidak semuanya tutup karena aksi mogok. Ada juga beberapa dokter yang memang tidak masuk karena sedang cuti.
"Jadi kita tidak tahu berapa banyak dokter yang ikut aksi solidaritas karena ada sebagian yang memang cuti," terangnya.
Hal yang sama diungkapkan pihak manajemen RS Ibu dan Anak (RSIA) Hermina, Bekasi. Diah, staf manajemen RSIA Hermina menjelaskan bahwa aksi mogok tidak hanya merugikan pasien, tapi juga merugikan rumah sakit secara finansial. Pasalnya, pemasukan RS otomatis berkurang akibat banyaknya pasien yang tidak bisa tertangani.
Tetapi karena aksi mogok praktek merupakan bentuk solidaritas sesama dokter, maka pihak RS memaklumi. Selain itu, klaim Diah, pihak RSIA Hermina juga telah memastikan semua pasien dalam keadaan darurat akan tetap ditangani.
"Pengaruh finansial pasti ada, tapi ini kan jarang-jarang terjadinya. Jadi pihak manajemen mengizinkan, hitung-hitung kita (manajemen RS) ikut solidaritas juga," ujarnya.
Seperti diberitakan, aksi mogok dokter terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hari ini. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap penahanan, dr.Ayu yang berpraktek di Manado.