Rusto’s Tempeh Man Jadda
Oleh Dahlan IskanSetelah puas dengan itulah baru akan meneruskan usaha bapaknya. Kira-kira 15 tahun lagi. Khas orang Jepang: punya perencanaan jangka panjang.
Saya menghormati kerahasiaan Rustono akan raginya. Tidak apa-apa.
Mengapa? Ia tidak tahu: saya bisa bikin ragi itu. Dulu. Saat masih kecil di desa.
Mudah sekali. Dan cepat sekali. Rasanya, dulu, saya selalu membuat ragi sendiri. Dari tempe yang ada. Kalau belum lupa.
Apakah sukses Rustono ini ‘sukses kebetulan’?
Kebetulan karena ada wartawan lewat di depan rumahnya?
Kebetulan itu di musim salju?
Kebetulan wartawannya tiba-tiba tertarik memotretnya?
Kebetulan Rustono lagi iseng –dengan menjawab sekenanya: lagi membangun mimpi?
Kebetulan wartawan itu dari koran besar?
Saya tidak setuju dengan ‘teori kebetulan’ itu. Sama dengan saat wartawan saya dulu memenangi hadiah foto terbaik dunia: Sholehuddin.
Anak Kediri. Yang memotret ini: truk militer bermuatan penuh supporter Persebaya.