Ryamizard: Walau Prajurit Kopassus TNI AD Buntung, Tetap Kembali Lagi Perang
Padahal, sebagai prajurit mereka seharusnya bisa ditempa kembali untuk tetap berada di dalam jalur. Sehingga tetap bisa mengabdi kepada negara.
Ryamizard menegaskan bahwa semangat pengabdian prajurit TNI harus terus dijaga. Jangan sampai malah dipadamkan dengan menyeret mereka keluar dari jalur.
”Begitu ditembak diajarin jahit, ngapain juga. Nggak ada lagi itu. Tentara semangat prajuritnya harus dipelihara. Jangan sampai melempem,” kata dia tegas.
Dalam kesempatan yang sama, Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengakui bahwa instansinya sudah mendapat sambutan untuk bisa berlatih bersama militer Amerika Serikat. Kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan oleh Kopassus. Dia pun berharap rencana latihan bersama mulai tahun depan bisa terealisasi.
Meski belum dibahas secara spesifik, Cantiasa mengakui bahwa saat berdinas ke Amerika Serikat dirinya sudah berdialog untuk mengambil latihan combat medic. Menurut dia, latihan itu akan menjadi penekanan pada latihan bersama yang kembali dilakukan antara Kopassus dengan militer Amerika Serikat. ”Penekanan yang jadi prioritas ke depan,” imbuhnya.
Jenderal bintang dua TNI AD itu menyebutkan, untuk urusan combat medic, belajar dari Amerika Serikat pasti berguna. Sebab, mereka sudah memiliki banyak pengalaman. Di samping itu, peralatan yang mereka punya juga sangat lengkap. ”Itu (combat medic) menjadi atensi untuk keselamatan personel,” tutur Cantiasa.
Dengan prajurit yang memiliki kualifikasi combat medic, penanganan darurat dalam situasi darurat lebih cepat dan tempat. Tanpa dokter, lajut Cantiasa, seorang sersan yang sudah dibekali kualifikasi tersebut bisa melakukan operasi bedah luka tembak. ”Yang penting (prajurit yang terluka) bisa bertahan tiga hari,” ujarnya.