Saat Kapten Afwan, Sully, Sampai Abdul Rozak Harus Berhadapan dengan Air
KNKT menyebut kecelakaan itu disebabkan banyak faktor mulai dari mekanik, desain pesawat, dan kurangnya dokumentasi tentang sistem pesawat. Faktor lain kurangnya komunikasi dan kontrol manual antara pilot dan kopilot sehingga mengganggu konsentrasi dalam mengendalikan pesawat.
Kondisi pesawat yang menggunakan teknologi baru dinilai juga belum cukup dikuasai pilot dan kopilot. Hal ini membuat pemerintah sebagai regulator mencopot direktur teknik dari maskapai berbiaya murah ini.
Selanjutnya, inilah, kecelakaan Sriwijaya SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1) pukul 14.40.
Pesawat jenis Boeing 737-500 ini hilang kontak setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian menjadi 13.000 kaki.
Proses evakuasi sampai saat ini terus berjalan dengan fokus kepada korban serta pencarian kotak hitam pesawat.
Bersamaan dengan itu juga dilakukan pengangkatan puing-puing pesawat.
Proses investigasi terhadap jatuhnya SJ182 masih terus berjalan seiring dengan temuan puing-puing pesawat di dasar laut. Salah satu misteri adalah alasan berbeloknya arah pesawat dari rute seharusnya, setelah berkoordinasi dengan ATC.
Dari berbagai peristiwa pendaratan di air memang kasusnya beragam.