Samar Badawi Disiksa di Penjara Saudi
jpnn.com - Foto Samar Badawi menerima penghargaan International Women of Courage Award dari Departemen Luar Negeri AS pada 8 Maret 2012 kembali menghiasi layar gawai. Dia tersenyum lebar diapit Hillary Clinton dan Michelle Obama. Kisah Samar kembali muncul bersamaan dengan ramainya pemberitaan soal Rahaf.
Kini tak ada yang tahu apakah Samar masih bisa tersenyum selebar dalam fotonya bersama Clinton dan Obama. Sebab, sejak Agustus lalu, aktivis Saudi itu mendekam di balik jeruji besi.
Beberapa lembaga HAM menerima laporan bahwa Samar dan para aktivis perempuan lainnya yang tengah dipenjara mendapatkan perlakuan buruk. Mereka dipukuli, disetrum, dan diancam bakal diperkosa.
Awal Januari, parlemen Inggris dan pengacara HAM internasional meminta izin kepada pemerintah Saudi agar bisa melihat langsung kondisi Samar. Juga, beberapa aktivis perempuan lainnya. Di antaranya, Loujain Al Hathloul, Aziza Al Yousef, Eman Al Nafjan, Nouf Abdelaziz, Mayaa Al Zahrani, Nassima Al Saada, dan Hatoon Al Fassi.
"Kami ingin melihat langsung kondisi mereka di penjara," ujar legislator Partai Konservatif Inggris Crispin Blunt seperti dikutip Newsweek.
Samar adalah salah seorang tokoh aktivis di Saudi yang terkenal getol menentang kebijakan pemerintah Saudi. Rekam jejak "pemberontakannya" dimulai pada 2008, ketika dia melarikan diri dari rumahnya dan tinggal di selter untuk perempuan di Jeddah.
Samar yang kala itu berusia 27 tahun mengatakan bahwa sang ayah telah melakukan kekerasan fisik selama 15 tahun terhadap dirinya.
Ayah dan anak tersebut akhirnya saling lapor ke polisi. Ayahnya melaporkan Samar atas pembangkangan karena keluar rumah tanpa izin. Samar melaporkan balik ayahnya dengan tudingan adhl alias mencegah seorang perempuan untuk menikah dengan orang yang disukainya.