Saran Presiden EURO-PRO Kepada Kemendikbudristek soal Durasi Magang Vokasi yang Ideal
Menurut Keller, angka pengangguran lulusan perguruan tinggi vokasi bahkan terendah dibandingkan lulusan sekolah lain di Swiss, termasuk universitas, yaitu 45 persen. Itu artinya lulusan vokasi di Swiss sangat mudah terserap oleh industri.
“Insan vokasi kami paling memenuhi persyaratan dunia industri," ujar Keller.
Keller mengatakan satu dari sekian cara memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi vokasi dengan industri adalah pengembangan SDM. Perguruan tinggi vokasi harus mampu berorientasi pada industri. Artinya, mahasiswa vokasi tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga perlu belajar praktik di perusahaan.
Dia menyebutkan penyerapan oleh industri juga berarti menjadi sarana pengembangan SDM vokasi karena mereka langsung terjun menyentuh peralatan dan teknologi yang digunakan di industri.
Kualitas mahasiswa juga akan sangat dipengaruhi tenaga pengajar, yaitu dosen. Menurut Keller dosen-dosen vokasi harus memiliki pengalaman praktik di industri sesuai dengan mata perkuliahan yang mereka ampu. Dosen harus memiliki pengalaman bertahun-tahun di ranah yang mereka ajarkan.
"Manajemen perguruan tinggi vokasi dan dosen harus berbicara bahasa industri dan memahaminya," ujar Keller.
Pengalaman praktik di industri juga bisa dilakukan selama dosen menjalankan tugas mengajar. Misalnya bekerja paruh waktu di industri dan magang.
Keller mengatakan perguruan tinggi vokasi dan industri akan saling mendapatkan manfaat dari memberikan kesempatan magang kepada dosen atau mahasiswa vokasi. Dari pihak perguruan tinggi, mahasiswa mereka akan mudah terserap oleh industri dan dosen bisa mendapatkan pengalaman untuk mereka ajarkan.