Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sarjana Pendidikan Membeludak, Honorer Sengsara, kok Impor Guru?

Senin, 13 Mei 2019 – 05:09 WIB
Sarjana Pendidikan Membeludak, Honorer Sengsara, kok Impor Guru? - JPNN.COM
Guru dan siswa di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Apabila impor guru dilanjutkan, pasti akan menimbulkan rasa ketidakadilan pada publik. Apalagi saat ini pemerintah dianggap gagal menyejahterahkan guru honorer, tenaga honorer serta guru swasta atau guru yayasan.

Bahkan ada pendapat yang mengatakan jumlah guru di Indonesia saat ini melimpah. Puluhan ribu lulusan sarjana pendidikan dihasilkan setiap tahun.

"Apabila untuk memenuhi kebutuhan guru harus didatangkan dari luar negeri, lalu bagaimana dengan nasib putra-putri kita? Apa memang wacana ini disengaja atau hanya pengalihan isu saja," seru Itong.

Gagasan Menteri Puan untuk mengundang guru atau pengajar dari luar negeri guna mengajar di Indonesia juga membuat Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Ramli Rahim merasa bingung.

Berdasarkan data yang termuat di Majalah Dikti Volume 3 Tahun 2013, ternyata jumlah LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) saat itu ada 429 lembaga, terdiri dari 46 LPTK Negeri dan 383 LPTK Swasta. Jumlah mahasiswa keseluruhannya mencapai 1.440.770 orang.

BACA JUGA: Sute Sedana: Anak Saya Berangkat Sekolah Sehat, Pulangnya Berdarah - darah

Ini adalah kenaikan yang sangat mengejutkan karena pada 2010 jumlah LPTK hanyalah sekitar 300an. Artinya ada kenaikan 100 LPTK lebih dalam jangka waktu hanya 3 tahun atau sekitar 30 setiap tahun atau 3 lembaga setiap bulan. Jadi setiap 10 hari muncul sebuah LPTK baru.

Tentu saja statistik ini langsung mematahkan asumsi bahwa minat menjadi guru itu rendah. LPTK-LPTK itu berdiri justru karena besarnya minat anak-anak kita untuk menjadi guru. Yang hilang itu justru minat untuk menjadi sarjana pertanian.

Dengan jumlah mahasiswa 1,44 juta maka diperkirakan lulusan sarjana kependidikan adalah sekitar 300.000 orang per tahun. Padahal kebutuhan akan guru baru hanya sekitar 40.000 orang per tahun. Artinya akan terjadi kelebihan pasokan yang sangat besar.

Rencana Menko PMK Puan Maharani mengimpor guru menuai penolakan lantaran ada puluhan ribu lulusan sarjana pendidikan dihasilkan setiap tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA