Saya Tertarik Memeluk Islam dari Lubuk Hati Paling Dalam
"Majelis Ta'lim untuk etnis Tionghoa ini memang sudah lama kami bentuk, sejak tahun 2013 sampai sekarang," tuturnya.
Mereka biasanya melakukan pengajian setiap hari Jum'at hingga Minggu di Langgar Darul Muhajirin.
Jumlah jamaah majelis ta'lim yang mereka dirikan sudah sekitar 100 orang. "Tapi ini kan sedang puasa, warga muslim Tionghoa lainnya ada yang beraktivitas lain. Jadi, rata-rata yang hadir sekitar tiga puluh orang," ujar Hendra
Namun, jangan kira perjuangan mendirikan majelis ta'lim etnis tionghoa ini ditempuh dengan cara yang mudah. Awal pada tahun 2013, majelis ini sepi peminat. "Tidak lebih dari 10 orang yang datang," ceritanya.
Menurut Hendra, pihaknya harus melakukan strategi "jemput bola" untuk menarik jamaah. "Jadi dari rumah ke rumah memberi tahu, mengadakan bakti sosial dan lainnya," kata dia.
Cara seperti ini ternyata cukup efektif untuk mendapatkan jamaah. "Sampai sekarang jumlahnya sudah ratusan, kami berjuang selama satu tahun untuk mencari jamaah," tuturnya mengingat-ingat masa-masa awal perjuangannya.
Hingga kini, majelis ta'lim yang digelutinya berkembang pesat. Selain jadi wadah belajar membaca Alquran, majelis ini juga sering mengadakan pengajian yang membahas ilmu-ilmu dasar ajaran Islam.
"Seperti tata cara salat dan wudu," tuturnya. (mr-149/rvn)