SBY Dikritik soal Bahasa Jawa Kromo
Saat Memberi Kuliah Umum di Peking UniversityJumat, 24 Oktober 2008 – 02:28 WIB
SBY menuturkan, pemerintah berupaya memenuhi keinginan rakyat agar pemimpin negaranya sigap dan cekatan mengatasi krisis finansial sehingga tidak merembet pada krisis-krisis lain, seperti krisis pangan dan krisis di sektor riil lain. ”Kami optimistis pemerintah akan mampu mengatasi masalah, bagaimanapun bentuknya,” tegasnya.
Dalam paparannya pada sesi penutupan The 11th Asia Europe Business Forum di China World Hotel, SBY menjelaskan, pemerintahnya fokus pada upaya meminimalkan pengaruh krisis bagi sektor riil sekaligus memelihara momentum pertumbuhan yang telah diraih selama ini. ”Langkah pertama menenangkan pasar keuangan dan memulihkan likuiditas. Langkah kedua, menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter, dan langkah ketiga menciptakan kebijakan yang kondusif dan insentif untuk menopang ekspor dan investasi untuk pertumbuhan jangka panjang,” jelasnya.
Presiden juga menekankan dua pilar untuk memperkuat kerja sama di Asia Timur. Pilar pertama, kerja sama sektor keuangan pada ASEAN +3, yakni Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. ”Akibat krisis keuangan Asia pada 1997/1998, wilayah ini sudah meningkatkan kerja sama antara para menteri keuangan ASEAN +3. Hal ini perlu diperkuat dan diperaktif,” ujar SBY.