Sebelum Digadang-gadang Belanda, Kartini Hanya...
Kendati sebenarnya Kartini "takluk" di kehidupan nyata, semasa tunas pergerakan kemerdekaan Indonesia mulai tumbuh, buku yang diangkat berdasarkan surat-suratnya sangat menginspirasi.
Sujatin Kartowijono, si penggagas Kongres Perempuan Indonesia pertama, 22 Desember 1928 di Yogyakarta--kemudian ditetapkan menjadi Hari Ibu--mengaku dipukau surat Kartini.
Sejak kanak-kanak, "buku ini saya baca berkali-kali," tulisnya dalam Sumbangsihku Bagi Pertiwi. "Saya betul-betul terpana dalam menghayati isi cita-cita Kartini."
Piganta Surat Kartini
Pada 1923, Pemerintahan Hindia Belanda di Yogya menggelar pawai besar-besaran memperingati perayaan 25 Tahun Ratu Wilhelmina.
Sebagai aktivis Jong Java, Sujatin yang kala itu bersekolah di MULO, ambil bagian. Rombongannya mengusung tema Raden Ajeng Kartini.
"Kebetulan saya sendiri yang berperan sebagai Raden Ajeng Kartini," kenangnya.
Pada hari H, rombongan Sujatin mendapat sambutan luar biasa dari rakyat yang membanjiri jalanan.