Sejarah Proklamasi, ini Kuncinya...
Membujuk Wikana
Jakarta, 16 Agustus 1945 siang…
Ahmad Soebardjo dan Shigetada Nishijima menemui Wikana di Asrama Indonesia Merdeka, Jl. Deffensieliyn vd Bosh No.52--sekarang Jalan Bungur Besar, dekat Senen, Jakarta Pusat.
(baca: Tim Rahasia Penyelenggara Proklamasi)
Bujukan Nishijima sia-sia. Wikana tutup mulut. Dia berusaha lebih keras, namun pimpinan kaum muda itu tetap bungkam. Wikana yang duduk di lantai, diam tak bersuara.
Subardjo juga mencoba membujuk Wikana. Berkali-kali hingga akhirnya Wikana buka mulut.
“Tidak. Kami tidak bisa, karena kawan-kawan telah membuat janji. Kami ingin memproklamasikan kemerdekaan kami kepada dunia. Bahkan jika hancur dalam sekejap kami tidak akan peduli. Kami siap untuk dibunuh,” tandas Wikana.
Kata-kata Wikana, sebagaimana ditulis Nishijima dalam memoarnya, mengisyaratkan Sukarno dan Hatta ada di tangan kelompok pemuda.