Sekuriti Perkebunan Ditebas Pakai Egrek, Crash, Tangan Putus
Lanjut Juriadi, usai mendapat laporan kejadian itu, pihaknya langsung menuju kediaman pelaku.
“Karena jiwa pelaku ini terganggu, jadi kita melakukan pendekatan lebih biar pelaku ikut ke polsek. Kita bawa cakap dan santai. Orangtua pelaku juga mengaku senang kalau anaknya ini dibawa polisi. Kalo dibilang suka mengganggu tidak juga, cuma ya gitu, kata ayah pelaku, kalau dia marah suka ngancam orang, jadi ayahnya takut. Pelaku tinggal sama ayah, mamak sama satu orang kakaknya,” ucap Juriadi.
Juriadi melanjutkan, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, pelaku pagi harinya langsung dikirim ke salah satu rumah sakit jiwa di Kota Medan.
“Saat kita menemui pelaku di rumahnya, satu jam setelah kejadian, dia santai aja macam nggak ada kejadian. Rencana akan dilaksanakan obsevasi di RSJ Medan. Kalau proses hukumnya kita liat hasil observasi rumah sakit jiwa apa benar pelaku ini mengalami gangguan jiwa. Korban juga saat ini dibawa ke Medan, karena agak parah lukanya,” ucap Juriadi.
Terpisah, Mulyadi, rekan korban ditanyai awak koran ini melalui sambungan seluler, Sabtu (5/8) sekira pukul 18.10 WIB menceritakan, antara pelaku dan korban sempat berbincang-bincang.
Kepada mereka, pelaku mengaku kalau kebun sawit yang akan dipanennya itu adalah milik ayahnya. Bahkan kepada korban, pelaku sempat meminta sebatang rokok, hanya saja permintaan pelaku tidak ditanggapi.
“Aku duduk di kreta, yang turun si Heri, jumpai dia pas lagi duduk di bok. Dia ngaku kalo itu kebun bapaknya. Trus pas minta rokok gak dikasih si Heri. Pas mau diambil si Heri egreknya, dia melawan, marah.”
“Gitu dia mau bacok aku ya langsung gas kretaku, si Heri lari dan dikejar pelaku. Pas lari itu kena egrek si Heri. Gitu jatuh langsung dibacok. Memang udah sering dia ini nyuri sawit, bang,” ucap warga Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan ini sembari mengaku masih trauma atas kejadian itu. (ind/syaf/ms)