Sely dan Saskia Melihat Teman-temannya Pingsan dan Hanyut, Semua Hanya Menangis
Di titik yang berbeda, Saskia, siswi kelas 8C, juga salah satu korban selamat dari kejadian nahas itu. Saat susur sungai, ia melihat teman-teman lain dari arah utara pada teriak dan berusaha berlari putar balik untuk menghindari arus. Namun, teman-temannya pada jatuh dan terbawa arus.
Saskia bersama teman-temannya yang lain berpegangan batu dan saling bergandegan tangan. “Saya dan teman-teman pada nangis dan takut, bingung harus bagaimana. Kami teriak-teriak minta tolong,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Mereka mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Karena peristiwanya terjadi sangat cepat, dan tidak ada persiapan apa pun untuk menyelamatkan diri. Beruntung, mereka masih memiliki akal untuk tetap survive, meski dalam keadaan genting dan panik.
Ketika ditanya apakah mereka mau mengikuti kegiatan serupa, jawaban mereka kompak, “tidak”. “Kami masih trauma melihat teman-teman kami meninggal. Kami merasakan secara langsung kejadian itu, banyak yang hanyut,” tutur Saskia dan Sely.
Malamnya, mereka mengaku sempat susah tidur. Kejadian itu terbayang-bayang di benak mereka. Mereka tidak mengalami luka, tetapi badannya pegal-pegal dan trauma. “Saya di sana terus berdoa dan mengharap pertolongan segera datang,” tutur Sely.
Ibu dan ayah dari Saskia, Wartini (42) dan Saidi (48), mengaku sempat shock mendengar kabar siswa-siswi SMPN 1 Turi yang mengikuti kegiatan susur sungai banyak yang hanyut. Mendengar kabar itu, Wartini langsung bergegas ke sekolah. Namun, ia tidak menemukan Saskia.
Ia langsung menuju lokasi Sungai Sempor. Sempat panik, karena ia tak langsung menemukan Saskia. Tak selang beberapa lama, ia melihat Saskia.
“Saya melihat Saskia sudah basah kuyup, muka dia panik ketakutan. Saat melihat saya, hanya bilang ‘mama’ sambil menangis,” terang Wartini saat ditemui di rumahnya, Kembangarum, Donokerto, Turi.