Sembahyang Rebutan
Oleh: Dahlan IskanSabtu, 24 Agustus 2024 – 08:17 WIB
Saya bawa ke kapal.
Saya masukkan ke kapal.
Mereka pun mengikuti apa yang saya lakukan.
Setelah semua kertas arwah memenuhi kapal saya diminta menyulutkan api. Di susul para banthe. Juga tokoh-tokoh vihara.
Api pun menjulang tinggi. Kapal terbakar. Itu pertanda semua arwah sudah dilayarkan ke langit. Kapal pun habis terbakar.
Ritual terakhir: semua berjalan mengelilingi abu kapal itu. Seperti tawaf, tetapi hanya tiga kali. Sambil menyiprat-nyipratkan air.
Mengapa disebut hari raya Rebutan?
Di hari raya ini disajikan banyak sekali makanan dan buah-buahan. Setan pun lupa menganggu arwah almarhum. Mereka sibuk rebutan makanan yang tersedia di vihara.