Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402?

Minggu, 02 Mei 2021 – 16:55 WIB
Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402? - JPNN.COM
Citra satelit NASA berhasil merekam gelombang arus bawah laut di perairan Selat Lombok pada tahun 2016. Wilayah ini dikenal memiliki arus bawah laut yang kuat.  (NASA: Jeff Schmaltz, MODIS Land Rapid Response Team, NASA GSFC)

Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI AL Laksamana Muda Muhammad Ali percaya fenomena alam inilah yang lebih mungkin menjelaskan penyebab kecelakaan.

Apa itu arus bawah laut yang kuat atau internal solitary wave?

Arus bawah laut nyaris tidak terlihat di permukaan laut. Tapi di bawah air, gelombang ini bisa mencapai ketinggian yang menjulang tinggi.

Laksamana Muda Muhammad Ali yang juga mantan komandan KRI Nanggala-402 menjelaskan arus kuat ini dapat menyeret kapal selam secara vertikal sehingga kapal tersebut akan tenggelam lebih cepat dari yang seharusnya.

Ia menyatakan arus bawah laut yang kuat ini terjadi di perairan Bali utara ketika latihan berlangsung.

Komandan Sesko TNI AL Laksamana Muda Iwan Isnurwanto menambahkan, citra satelit Himawari 8 Jepang serta satelit Eropa Sentinel, menunjukkan ada gelombang besar di bawah air yang bertepatan dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402.

"Arus itu bergerak naik dari bawah ke arah utara, dan ini palung antara gunung dengan gunung," katanya.

"Kecepatan daya arus itu sekitar dua mil laut dengan volume air sekitar dua hingga empat juta liter kubik," jelasnya.

"Begitu arus air menyeret kapal selam itu ke bawah, apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada yang bisa mengatasi masalah itu," ujar Laksamana Iwan.

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dengan 53 orang awak kemungkinan disebabkan oleh faktor arus bawah laut di perairan Laut Bali

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close