Serang Libya, AS Terancam Bangkrut
Kadhafi Semangati Pendukung, Koalisi Terancam PecahKamis, 24 Maret 2011 – 08:34 WIB
Meski Downing Street (kediaman resmi perdana menteri Inggris) berupaya membantah, banyak pihak yakin bahwa Inggris bakal kesulitan membiayai operasi militer di negeri minyak terbesar di Afrika tersebut. Associated Press memperkirakan, per hari Inggris harus mengeluarkan dana 3 juta pounds (Rp 42 miliar) untuk membiayai kegiatan mereka di Libya. Jumlah yang tergolong besar karena perekonomian Inggris tidak sekuat Amerika.
Pemerintahan Perdana Menteri Cameron bahkan tengah bekerja keras mengatasi defisit anggaran belanja. Padahal, menurut Menteri Angkatan Bersenjata Inggris Nick Harvey, perang di Libya bisa berlangsung sangat lama. "Kemungkinan bisa sampai 30 tahun," katanya setengah bercanda tapi dengan maksud serius sebagaimana dilansir BBC.
Karena itulah, para anggota koalisi mulai terpecah tentang siapa yang harus memimpin operasi militer di Libya tersebut. Amerika dan Inggris meminta NATO yang mengambil alih. Tetapi, Prancis dan Jerman menolak.