Setelah ISIS Pergi dari Marawi
Untuk mengusir mereka, pemerintah Filipina melakukan serangan udara besar-besaran. Perang pun pecah sejak 23 Mei 2017. Lebih dari 1.200 orang tewas dan sebagian besar dari 200 ribu penduduk Marawi mengungsi.
Pertempuran baru berakhir pada 23 Oktober. Pemerintah Filipina memastikan semuanya benar-benar aman sebelum mengizinkan penduduk kembali.
Penduduk Marawi di pengungsian dibagi dalam beberapa kloter. Pada kloter pertama ada 7 ribu orang. Mereka diperbolehkan tinggal selama tiga hari. Tujuannya, mengambil barang-barangnya yang masih bisa diselamatkan.
Sebab, setelah ini bangunan-bangunan yang tersisa akan dihancurkan, lalu Kota Marawi dibangun ulang.
”Rumah kami masih baru ketika kami mengungsi. Kami telah menyiapkan segalanya untuk menyambut Ramadan saat itu. Bom telah menghancurkan semuanya,” terang Maimona Ambola seperti dilansir The Srait Times.
Mereka mengangkut apa saja yang ditemukan dan masih bisa digunakan di kamp pengungsian. Misalnya, perabot dan mainan anak-anak. Warga Marawi setidaknya masih akan tinggal di kamp tersebut empat tahun lagi.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji menyelesaikan pembangunan ulang kota tersebut pada 2022. Dana yang dibutuhkan mencapai PHP 100 miliar–PHP 150 miliar (setara Rp 26,38 triliun–Rp 39,58 triliun).
Tentara Filipina sendiri masih menyisir 24 di antara 96 desa di Marawi. Mereka mencari bom yang tak meledak. Termasuk jenazah.