Setor Rp 107 Juta, Belum jadi PNS kok Diminta Bikin Surat Pengunduran Diri?
Dijelaskan YD, per September 2013 mereka yang dijanjikan menjadi PNS ternyata gagal, begitu pun di April 2014.
MR masih saja berdalih dengan berbagai alasan. Bahkan ia lagi-lagi meminta uang Rp1 juta. Alasannya untuk biaya penempatan YD nantinya. Sementara 10 orang lainnya, sambung YD, rata-rata juga menyetor uang lebih dari Rp100 juta.
"Ternyata diundur lagi sampai April 2015, alasannya katanya persiapan ID Card, dan ada moment pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden," imbuhnya.
Ternyata janji hanya sekadar janji, impian mereka menjadi abdi negara tak terwujud. Malah, mereka kembali dijanjikan Maret 2016.
Kata MR pasti kali ini langsung masuk, dengan syarat menyetorkan uang lagi untuk biaya akomodasi dan transportasi, sesuai pendidikan terakhir. "Karena saya S1, jadi masukin lagi uang Rp6 juta," tuturnya.
Sedianya, YD sudah menaruh curiga ada ketidak beresan pada MR sejak 2015, namun tak begitu ia hiraukan. Sebab, ia selalu kembali ditenangkan oleh ED temannya yang sudah dia anggap seperti keluarga.
"Setelah tahun 2016 itu enggak ada lagi yang percaya, minta uang kembali. Tapi sama MR malah diminta untuk membuat surat pernyataan pengunduran diri kalau mau uang kembali, jangka waktunya 6 bulan. Saya bingung, mau buat surat pengunduran diri kayak gimana, kerja juga belum," jelasnya.
Sementara, ED yang selama ini kerap menjadi orang ketiga, sekaligus sumber informasi tentang MR kepada YD, juga menghilang entah kemana.