Shintia Melina Sempat Telepon, Ceria seperti Biasanya
jpnn.com - Shintia Melina merupakan salah satu pramugari di pesawat Lion Air JT610 yang jatuh Senin (29/10) pagi. Keluarga di Siteba, Kota Padang, Sumbar, masih berharap ada keajaiban dari Tuhan.
--
Melwani terlihat duduk bermenung di depan pintu rumahnya, Kompleks Villaku Indah IV Blok A No 6, Kelurahan Kuraopagang, Kecamatan Nanggalo, Padang, Senin (29/10). Sejumlah warga silih berganti mengunjungi rumah Melwani, ayah Shintia Melwani.
Sesekali warga yang datang mengajak Melwani berbincang, namun dia hanya merespons sekadarnya. “Kami dapat informasi dari pihak Lion Air tadi pagi, bahwa anak saya merupakan salah satu pramugari yang bertugas di pesawat itu (Lion Air JT610),” ucapnya.
Ia tampak terpukul dengan kecelakaan pesawat yang menimpa sang anak. Dia belum bisa diajak berbicara panjang lebar.
Shintia Melwani yang kini berusia 24 tahun merupakan anak sulung dari empat bersaudara pasangan Melwani dan Edmidalti. Ia alumni SMA N 12 Padang.
Shintia, begitu dia akrab disapa, sudah bekerja selama 7 tahun sebagai pramugari Lion Air. Setelah lulus SMA dia langsung bekerja menjadi pramugari. Sampai akhirnya, terdengar kabar kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang ditumpanginya.
Melwani mengaku pukul 07.00 Senin keluarganya menerima telepon dari pihak Lion Air Jakarta. ”Pihak Lion Air mengabarkan pesawat hilang kontak,” ungkap Melwani.
Mendengar kabar itu, Edmidalti, ibu Shinta langsung shock dan pingsan. Setelah siuman beberapa menit kemudian, dia langsung minta persetujuan keluarga untuk berangkat ke Jakarta. Menanti tim Basarnas mencari anaknya.