Si Pengatur Dana Pengeboman Itu Dikira Sudah Mati
Rivalitas itu juga memiliki nilai politis dan strategis. Sebagai organisasi teroris yang disebut banyak badan internasional paling besar dan kaya, tentu saja aliran dana yang turun ke organisasi sayap juga besar. Itulah yang membuat Naim dan Rodulan berebut pengaruh di kawasan Asia Tenggara.
Selain punya rivalitas dengan Abu Sayyaf, Naim menjadi pendonor serta pengatur aliran uang dan manusia di Indonesia.
Dari sejumlah penangkapan mulai akhir tahun lalu, aparat menemukan bukti bahwa dia adalah penyandang dana kelompok Abu Jundi. Nama terakhir itu merupakan teroris yang tertangkap membawa bom rakitan di Solo.
”Dialah (Bahrun Naim, Red) yang membawakan uang ke Solo,” kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan.
Uniknya, uang itu dikirim melalui Istri Naim yang berinisial Z yang berada di Indonesia. Sayang, Z belum ditemukan. ”Semua masih ditangani,” jelasnya.
Anton juga menyebut Naim sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas pengiriman warga negara Indonesia (WNI) ke Syria. Sekaligus menjadi pengatur supaya WNI bisa bergabung di base ISIS di Syria dan Iraq.
Peran Naim semakin sentral karena ISIS kini memperkuat pesan jihad global sebagaimana yang pernah didengungkan Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya. Ironisnya, ISIS dan Al Qaeda sekarang adalah dua tanzhim jihadi yang justru bertarung satu sama lain.
Termasuk pula di Indonesia, terjadi ketegangan anggota JI yang berafiliasi ke Al Qaeda dengan kelompok Santoso dan simpatisan ISIS lainnya di Indonesia. Bahkan, banyak hubungan antara bapak dan anak maupun seseorang dengan keponakannya yang kemudian pecah.