Sikapi Bom Kampung Melayu, Semua Agama Harus Bersatu
"Pendidikan budaya dan nilai multikultural dengan aneka macam budaya. Bagaimana kita menghargai kalau kita tidak tahu. Bagaimana kita tahu kalau kita tidak mencari tahu. Perlu kita membangun 'jembatan' bukan tembok melalui pendidikan multi kultural atau pendidikan lintas agama," jelas Romo Agustinus.
Hal senada diutarakan Ketua Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat KS Arsana.
Dia mengatakan, komunikasi sangat penting untuk menghilangkan kesalahpahaman karena semua agama mengajarkan manusia tumbuh seperti dari ulat menjadi kupu-kupu.
"Terorisme adalah tindakan kekerasan untuk kepentingan pelaku teror. Pelaku teror tidak memiliki agama karena agama apa pun tidak mengajarkan teror," ujarnya.
Menurutnya, dalam agama Hindu, teorisme bertentangan dengan nilai kebajikan dan fitrah sebagai manusia.
Untuk mencegahnya harus dilakukan penerapan dini kepada anak-anak tentang cinta kasih dan penghargaan terhadap perbedaan. Selain itu harus terus dibangun kesadaran bahwa manusia itu bersaudara.
"Hargai pilihan hidup orang lain. Perbedaan membuat kita melatih diri untuk menghargai orang lain. Majelis agama bukan hanya menjadi kerangkeng dalam agama kita sendiri. Majelis agama bisa bekerja sama dengan Kementerian Agama ke depan untuk masalah kemanusiaan," pungkasnya. (jos/jpnn)