SIMAK! Lima Seruan KWI Jelang Pilkada Serentak 2018
jpnn.com, JAKARTA - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2018 sudah semakin mendekat. Sebagai bagian bangsa ini, umat Katolik terpanggil untuk ikut merawat dan memajukan kehidupan demokrasi yang sehat, bersih, dan bermartabat.
Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) dalam keterangan persnya diterima Sabtu (2/6) menyampaikan bahwa Pilkada serentak yang berlangsung di 171 daerah menjadi momentum untuk menghayati semboyan “100 Persen Katolik dan 100 Persen Indonesia” sebagaimana telah diajarkan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.
Dalam rangka pemilihan kepala daerah ini, Komisi Kerawam KWI menyampaikan lima seruan untuk menjadi perhatian bersama. Seruan ini ditandatangani Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Ketua Komisi Kerawam KWI) dan RD. P. C. Siswantoko (Sekretaris Eksekutif).
Lima Seruan dan Catatan Penting KWI
Pertama, politik pada dasarnya baik karena sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum commune). Politik sendiri mengandung nilai-nilai luhur seperti pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.
Jika nilai-nilai itu dihidupi dan menjadi pegangan dalam hidup berbangsa, maka politik akan menjadi salah satu bidang kehidupan yang amat mulia. Politik menjadi tampak tidak baik, suram, dan kotor karena para pelaku atau aktor politiknya yang sering mengabaikan nilai-nilai tersebut.
Kedua, Umat Katolik dipanggil dan diutus oleh Allah untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat.15:13-14). Dalam konteks Pilkada ini, garam dan terang dunia itu dapat diupayakan dengan menjadi pemilih yang baik, bijak, dan cerdas; menjadi bagian dari panitia penyelenggara dalam berbagai tingkatan; menjadi kandidat yang bersaing dengan cara-cara yang bermartabat.
Pilkada merupakan kesempatan untuk menghidupi nilai-nilai Kristiani yang universal. Oleh karena itu, kehidupan politik harus selalu berada dalam batas-batas moral sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan (bdk. Gaudium et Spes no. 74).