SIMAK! Testimoni 'Keajaiban' di Hari AIDS Sedunia
”Karena warga sudah percaya bahwa kami tidak berbahaya buat mereka. Dan penyakit ini tidak seperti yang ramai dibicarakan orang, yang katanya cara penularannya dengan berpegangan tangan, duduk bersama, pemakaian alat makan atau minum yang sama dan lainnya. Penularannya bukan seperti itu,” ujar Theluis.
Ia menambahkan, penularan HIV hanya terjadi melalui pertukaran sperma dan cairan vagina, berganti-ganti pasangan seksual, transfusi darah, persetubuhan sesama jenis, dan penggunaan jarum suntik narkoba.
”Jadi diharapkan agar setia kepada pasangan, jangan ganti-ganti pasangan. Saya juga minta kepada ibu hamil agar periksa darah status HIV dan AIDS ke rumah sakit atau Puskesmas. Jika terinfeksi Anda akan segera ditangani oleh tim medis tanpa dibebankan biaya, semuanya gratis,” imbaunya.
Salah satu anugerah terbesar yang dirasakan pasangan ini adalah lahirnya Grace dan Holy, dua buah hati mereka. Yang lebih membahagiakan lagi, dua putri mereka sama sekali tak terinfeksi HIV. Grace lahir pada 2013 lalu. Tiga tahun kemudian, menyusul Holy. Keduanya dilahirkan melalui persalinan normal.
”Tak henti-henti saya ucapkan syukur kepada Tuhan karena rahmat yang diberikan-Nya,” ujar Theluis yang dibenarkan Anita.
Sementara Marice yang divonis HIV menyatakan baru mengetahui penyakitnya tahun ini. Sama seperti Theluis dan Anita, awalnya ia mengaku ketakutan dan malu, tak menyangka dirinya terinfeksi HIV. Beruntung, ada banyak petugas medis yang memberinya dukungan. Marice pun rutin menjalani pengobatan di RS.
”Siapa yang bilang kalau terkena virus HIV tak akan lama lagi kehidupannya. Yang penting tetap semangat dan bersedia konsumsi obat,” tuturnya.
Marice juga mengajak siapa saja yang merasa terinfeksi HIV agar tidak takut. Ia menegaskan, jangan pernah berpikir kalau setelah tertular HIV, hidup tak akan bertahan lama lagi. ”Hidup akan lama, asalkan ingin berobat. Jadi jangan malu untuk membuka diri. Karena itu hanya membuat kita akan terbebani,” sarannya.