Singapura Akan Tingkatkan Isvestasi di Batam
Sementara Deputi V Badan Pengusahaan (BP) Batam, Gusmardi Bustami, menyebut saat ini pemerintah sudah memberikan beragam kemudahan bagi investor di Batam. Di antaranya melalui program Izin Investasi 3 Jam (i23J).
Sejak diluncurkan pada September tahun lalu, program tersebut telah dimanfaatkan sejumlah investor dengan total investasi sebanyak 225,3 juta dolar Amerika Serikat (AS). Ada 11 perusahaan asing yang telah memanfaatkannya dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.140 orang.
"Ada 11 perusahaan yang memanfaatkan jasa i23J. Beberapa di antaranya sudah operasional dan ada juga yang masih mencari lokasi yang tepat," kata Gusmardi Bustami, Jumat (11/8).
Gusmardi menyebut, ke-11 perusahaan tersebut antara lain PT LNG Easy Batam yang bergerak di bidang depo minyak dari Singapura yang menanamkan investasi sebesar 88 juta dolar AS. Kemudian ada perusahaan lokal, PT Enerco RPO Internasional, dengan nilai investaqsi 90 juta dolar Amerika dengan spesialisasi minyak dan gas industri.
Lalu ada PT Blackmagic Design Manufactur dari Australia dengan nilai investasi 4 juta dolar AS yang memproduksi peralatan film dan broadcast. Kemudian PT Esun International Utama Indonesia (Singapura) dengan nilai investasi 4 juta dolar AS yang bergerak di bidang daur ulang logam dan non logam.
Ada lagi PT Infocus Consumer yang merupakan perusahaan patungan antara Singapura dan Tiongkok dengan nilai investasi 4 juta dolar AS. Perusahaan ini memproduksi peralatan komunikasi nirkabel. Lalu PT Indo Kreasi Grafika dari Malaysia yang merupakan industri kemasan kotak dari kertas dan karton. Nilai investasinya 3,8 juta dolar AS. Kemudian Asus dari Taiwan dengan nilai investasi 9 juta dolar AS.
Dan terakhir, ada empat perusahaan yang masuk dalam dua bulan ini yakni PT Shin Preform Plastick (Taiwan) yang memproduksi barang plastik dengan investasi 4,5 juuta Dolar Amerika. Lalu PT Mes Machinery Indonesia dari Jepang yang membuat crane dengan investasi 4 juta dolar AS. Dan dua perusahaan patungan, yakni PT Mitech Arensis International (Puerto Rico-Indonesia) yang memproduksi mesin pembangkit listrik dengan investasi 10 juta dolar AS dan PT Magnum (Tiongkok-Indonesia) yang meproduksi motor listrik dengan investasi sebesar 4 juta dolar AS.
Gusmardi kemudian menuturkan mengenai perkembangan investasi tersebut. PT LNG masih belum menemukan tempat yang tepat. "Pada awalnya di Kabil, tapi belum putus, makanya mencari tempat lain lagi," ujarnya.