Sistem Pendidikan Berkarakter Religius dan Berkemajuan
Oleh: Dr. H. Jazuli Juwaini, MA*Iman, takwa, dan akhlak adalah manifestasi keberagamaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya insan beragama yang meyakini Allah SWT yang mampu merasakan iman, lalu beribadah dan beramal saleh dengan landasan iman tersebut.
Diksi agama yang disebut beberapa kali dalam konteks sistem dan tujuan pendidikan nasional menunjukkan kesadaran bangsa Indonesia tentang sentralnya peran agama dikaitkan dengan pembangunan sumber daya manusia.
Negara kita secara sadar menghendaki manusia Indonesia yang beragama, manusia yang selalu ingat dan mengamalkan perintah Tuhan melalui ajaran agama. Hal ini sekaligus memberi demarkasi yang tegas bahwa watak pendidikan nasional kita bukan sekuler apalagi bebas nilai dan agama.
Tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan kurikulum pendidikan dengan nilai-nilai keagamaan sehingga terjadi proses internalisasi yang sistematis dan berkesinambungan.
Bukan hanya berhenti pada kurikulum dan proses pembelajaran, tetapi bagaimana lingkungan sekolah menjadi tempat yang kondusif bagi pengamalan nilai-nilai keagamaan. Demikian seterusnya, bagaimana lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara sarat dengan nilai-nilai religiusitas.
Mewujudkan tujuan tidaklah sederhana dan sangat tidak mudah di tengah perkembangan teknologi informasi dan media sosial yang masif dan eksesif yang membawa budaya liberal, sekuler, bahkan bebas nilai sehingga memarakkan praktek pergaulan bebas, perilaku menyimpang, dekadensi moral (akhlak) dalam kehidupan generasi bangsa kita.
Apalagi silih berganti kita disuguhi begitu banyak kasus tercela yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya memberi contoh dan teladan di negeri ini.
Sistem Pendidikan Berkemajuan