Sistem Resi Gudang Perkuat Tata Kelola Stok Pangan
jpnn.com, MALANG - Penerbitan sistem resi gudang sangat penting untuk mengendalikan stok, masa simpan, dan penjualan produk.
Implementasi resi gudang di sektor pangan dapat dimanfaatkan dalam memastikan jumlah ketersediaan produk untuk mendukung stabilisasi harga.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) Komoditas Gula, di Malang, Jumat (26/8).
Implementasi SRG ini merupakan hasil kolaborasi antara NFA, Holding BUMN Pangan ID FOOD, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai regulator dan pengawas SRG, dan Bank BJB.
Arief mengatakan penerapan SRG sejalan dengan tugas dan fungsi Badan Pangan Nasional dalam menetapkan kebijakan stabilisasi harga dan distribusi pangan serta penetapan jumlah cadangan pangan pemerintah.
"Kami mengapresiasi keberhasilan ID FOOD Group dalam penerbitan resi gudang. Ini adalah bukti bahwa ID FOOD memiliki pengelolaan sistem manajerial dan teknis yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak seperti Bank BJB dalam hal dukungan pembiayaan sistem resi gudang. Ke depannya, diharapkan makin banyak kolaborasi positif seperti ini pada sektor pangan," ujar Arief.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, komoditas pangan yang telah masuk dalam SRG masih didominasi gabah sebesar 21.761 ton, beras 13.128 ton, gula 6.750 ton, dan lainnya.
Arief berharap, pemanfaatan SRG di masa mendatang semakin meningkat agar pasokan pangan dapat dijaga dengan baik, stabil dan tidak terjadi gejolak harga baik di petani maupun konsumen.