Siswa di Bogor Diajak Periksa Fakta Sederhana dalam Kegiatan Literasi Digital
jpnn.com, BOGOR - Pelajar di Kota Bogor diajak untuk memeriksa fakta di media sosial sebagai upaya memberikan literasi digital.
Kegiatan ini dilaksanakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Senin (12/6).
Pengawas SMA Cadisisdik Wilayah II Provinsi Jawa Barat Riza Pertiwi mengatakan membangun hubungan yang baik tanpa ada batas geografi dan budaya di ruang digital memerlukan etika. Dia menyatakan etika mampu membentengi diri agar tidak terjerumus konten negatif.
“Kita harus memahami netiket (tata cara berintegrasi) supaya dapat membentengi diri agar kita tidak terjerumus dengan arus konten negatif, juga kita harus memproduksi dan mendistirbusikan informasi dan memverifikasi pesan dengan standar netiket dan berpartisipasi membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket dan berkolaborasi secara aman dan nyaman di platfrom digital,” sebut Riza Pertiwi.
Manajer Ceritasantri.id dan juga Koordinator Media PW Fatayat Nahdatul Yogyakarta Aina Masrurin memberikan tip dalam menghadapi berita palsu, salah satunya yakni melatih sikap skeptis dalam memeriksa berita atau informasi.
“Yang pertama latih sikap skeptis maksudnya adalah dalam memeriksa berita atau informasi kita butuh proses mengembangkan sikap kritis terhadap informasi yang kita terima, teman-teman bisa memeriksa informasi dengan memverifikasi fakta, mencari perspektif dan membedakan opini atau fakta, karena sikap kritis ini adalah kunci pertama ketika kita menerima informasi,” jelas Aina.
Content Creator dan juga Key Opinion Leader Tamara Azizah menilai cakap itu berarti bijak dan paham cara menggunakan media digital dengan baik dan benar.
Termasuk perangkatnya, yaitu keras dan lunak, mesin pencarian, dompet digital, juga lokapasar.