Siswa SD Tewas Dihajar Kakak Kelas
jpnn.com - KAMPUNG MAKASSAR - Kasus kekerasan antara adik kelas dengan kakak kelas kembali terjadi di Jakarta. Mirisnya, kali ini menimpa salah satu siswa SDN 09 Makassar bernama Renggo Khadapi bin Yurnalis yang masih berusia 11 tahun.
Akibat kekerasan yang dilakukan kakak kelasnya, bocah warga Jalan Asri RT 07/10, No.27 B, Kelurahan Halim Perdanakusumah, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur itu meregang nyawa. Kasus penganiayaan di sekolah dasar itu berawal dari senggolan saat jam istirahat yang terjadi antara bocah yang akrab disapa Renggo, siswa kelas V dengan S, siswa kelas VI. Tanpa sengaja Renggo menabrak tangan S yang tengah memegang es.
Rupanya, aksi itu membuat S sakit hati hingga dia menganiaya Renggo di salah satu kelas di sekolah itu. S lantas memukul Renggo di bagian kepala.
Bukan itu saja, S juga menyodok dengan gagang pengepel lantai pada bagian perut Renggo. Bahkan setelah Renggo terjatuh, S masih saja menghajarnya dengan tendangan di kepala.
”Renggo tidak sengaja menumpahkan es. Dia juga mengaku dianiaya kakak kelasnya,” terang Yesi Puspadewi, 32 kakak tiri Renggo kepada INDOPOS di kediamannya, Minggu (4/5).
Perempuan yang telah merawat Renggo sejak kecil itu juga mengatakan bahwa adiknya sudah meminta maaf kepada S karena ketidaksengajaannya. ”Bahkan, Renggo bilang sudah memberikan uang Rp 1000 untuk mengganti minuman yang terjatuh. Tapi Renggo tetap dianiaya,” cetus perempuan yang akrab disapa Yesi tersebut.
Awal terungkapnya kasus itu berawal saat Renggo sakit Selasa (29/4) lalu. Saat itu, Renggo mengalami pusing dan mual-mual. Dia lantas dibawa ke dokter yang ada di dekat rumahnya.
Keesokan harinya, Rabu (30/4) kondisi Renggo malah makin memburuk. Akibatnya, Renggo kembali dibawa ke dokter spesialis anak. ”Rabu (30/4) lalu, Renggo mengalami panas tinggi. Saya bawa ke dokter spesialis anak,” ujarnya juga.
Kepada Yesi, Renggo tidak pernah cerita kalau dia dianiaya kakak kelasnya. Tindakan penganiayaan dicuriga dokter spesialis anak yang melihat memar di bagian perut. ”Saat itu, Renggo cerita kepada dokter spesialis anak kalau dia dipukuli temannya. Awalnya Renggo hanya diam, tapi setelah dibujuk dokter dia baru cerita,” ungkap Yesi juga dengan linangan air mata.