Soal Investasi Miras, Peneliti Indef: Ada yang Lebih Menarik dan Berkualitas
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyebutkan, masih banyak investasi menarik dan berkualitas, ketimbang pelonggaran kebijakan minuman beralkohol (minol) yang dilakukan pemerintah.
"Masih banyak cara untuk menarik investasi yang berkualitas. Perpres terkait minol lebih baik dibatalkan, itu paling tepat," ujar Bhima kepada JPNN.com, Senin (1/3).
Menurut dia, banyak sektor yang bisa dikembangkan selain industri minol. Contohnya, kata Bhima adalah sektor pertanian dan pengembangan agro industri yang mampu menyerap tenaga kerja.
"Salah kalau ke minuman beralkohol karena dampaknya jangka panjang justru blunder bagi kesehatan masyarakat juga mengakibatkan gejolak sosial apalagi kalau produk mirasnya ditawarkan ke pasar dalam negeri," jelas dia.
Di sisi lain, lanjut dia, kontribusi cukai dari minuman beralkohol relatif kecil. Cukai selama ini untuk mengendalikan konsumsi barang yang berdampak negatif bagi kesehatan.
"Agak aneh kalau cukai yang didorong, karena tujuan diberlakukan cukai pada minuman beralkohol untuk kendalikan konsumsi barang yang negatif bagi kesehatan," pungkas dia.
Bhima mengakui, saat ini investasi masih seret akibat dampak pandemi Covid-19.
Dia juga menyebutkan adanya pelonggaran aturan investasi di sektor minuman beralkohol akan berdampak pada daerah, namun berdampak negatif secara luas.