Sowan ke Kiai Lirboyo, Wasekjen PDIP Disodori Nama Gus Ipul
Sedangkan Basarah didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, serta para sejumlah pengurus Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) antara lain Nasyirul Falah Amru (sekretaris jenderal) dan Yayan Sopyani Al Hadi (humas).
Kiai Anwar mengatakan, para kiai hanya dalam posisi mengusulkan nama. Karena itu para kiai menyerahkan sepenuhnya keputusan terakhir yang akan diusung PDIP pada Pilgub Jatim 2018 ke Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai berlambang kepala banteng itu.
"Siapa yang ditunjuk, yang dikehendaki Ibu Mega, kami akan terima dan dukung. Yang penting harus menang. Setelah itu, kita rawat bersama-sama Jatim yang aman, tenteram, dan diridhoi Allah," tuturnya.
Kiai Anwar Iskandar juga menyampaikan pentingnya sinergi kekuatan Islam- Nasionalis di Indonesia. Karena Indonesia sejak awal berdirinya adalah hasil kerja keras dan perjuangan para pendiri bangsa yang mewakili golongan kebangsaan dan golongan agama, khususnya Islam yakni para kiai dan ulama.
"Ini baik dalam upaya meneruskan yang dulu dilakukan Bung Karno dan Mbah Hasyim, Gus Dur dan Mbak Mega, dan sekarang ini kita teruskan. Begitu indah sekali," tukasnya.
Kiai Anwar menambahkan, sinergi NU dengan PDIP bisa menghasilkan sesuatu luar biasa bagi Indonesia. Sebab PDIP merupakan kekuatan politik terbesar, sedangkan NU merupakan organisasi kultural dengan jumlah anggota terbanyak.
Menurut Kiai Anwar, nasionalisme PDIP dan NU tentu tak perlu diragukan. Bahkan, katanya, nasionalisme sudah seperti pelajaran wajib di pesantren.
“Menjaga agama, negara, keturunan, harga diri, adalah kewajiban. Bahkan Mbah Hasyim (pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, red) pernah mengeluarkan fatwa hubbul wathan minal iman, yaitu mencintai bangsa adalah bagian dari iman,” tegas rais syuriah PWNU Jawa Timur itu.