Srikandi, Sesepuh Komunitas Pasangan Kawin Campur di Indonesia
Dorong Perempuan Tak Kehilangan Jati Diri, Jaga Rumah Tangga Tetap AwetSenin, 14 Januari 2013 – 07:46 WIB
Perempuan Indonesia itu mengira teknisi dari Prancis itu orang kaya. Memang selama proyek pembangunan, teknisi itu mendapatkan fasilitas lumayan baik dari perusahaannya. Setelah menikah, perempuan tersebut dan ketiga anaknya ikut pindah ke Prancis.
Sampai di sana, mereka ternyata tinggal di rumah kecil dengan dua kamar tidur. Kemampuan bahasa juga tidak punya. Akhirnya lari dan minta tolong ke kedutaan. "Kadang-kadang visi-misi kawin campur itu beda banget. Berbeda dengan orang yang lama tinggal di luar negeri. Memang suka sama suka dan tahu sama tahu," tuturnya.
Ida sendiri bersuami orang Prancis, seorang Katolik yang masuk Islam. Setelah lulus kuliah ekonomi di Inggris, Ida langsung ke Prancis pada 1979 untuk belajar bahasa Prancis. Dia kemudian bekerja menjadi staf kedutaan RI setempat dan menikah pada 1984. Karena suami sempat lama tinggal di Maroko, kultur Islam menjadi sesuatu yang tidak baru.