Stabilkan Harga Cabai, Pemprov Sumsel Gelar OP
Pasokan cabai di Sumsel berasal dari Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan juga dari dalam Provinsi Sumsel seperti Tanjung Batu OKI; Pagaralam, dan Cinta Manis, berkurang. Per hari kebutuhan cabai di Sumsel mencapai 25 ton. ”Saat ini, pasokan cabai merah di dari dalam Sumsel belum mencukupi. Sehingga perlu didatangkan dari Pulau Jawa sebanyak 10 ton per hari,” sebutnya.
Hanya saja, kata dia, pasokan dari Pulau Jawa pun berkurang karena di Jakarta harga masih lebih mahal. Sehingga petani lebih memilih memasok ke Jakarta dibandingkan Palembang. ”Alasan bisnis jumlah cabai merah yang dikirim ke Sumsel terbatas,” paparnya.
Selain, lanjut dia, kenaikan harga cabai juga dipengaruhi faktor cuaca jadi penyebab banyak yang gagal panen, mengakibatkan harga naik karena terbatasnya pasokan.
”Nah, kemarin (Kamis,11/1) ada pasokan cabai yang didatangkan dari Pulau Jawa sebanyak 10 ton.
Diharapkan dengan datangnya pasokan itu akan terjadi penurunan harga di pasaran,” katanya.
Disamping, kata dia, tim pun melakukan OP. Langkah ini cukup berhasil. Sebab harga cabai di Pasar Cinde sebelum dilakukan OP mencapai Rp80 ribu per kg. Setelah dilakukan OP harganya mulai turun menjadi Rp60 hingga Rp70 ribu per kg. ”Diharapkan dengan ada-nya OP beberapa hari kedepan, harga cabai kembali normal,” tukasnya.
Pedagang cabai di Pasar Cinde, Dewi mengatakan, harga cabai kemarin Rp70 ribu per kg. Harga ini mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya mencapai Rp80 ribu per kg. Kenaikan harga cabai ini lantaran pasokan dari pasar induk berkurang.
”Di sana (Pasar Induk, red) berkurang. Harganya Rp60 ribu per kg. Karenanya saya menjual Rp70 ribu,” tukasnya. (yun/ce1)