Sudah Teriak – teriak Tsunami Datang tapi Mereka tak Percaya
Dalam kondisi gelap gulita, dia berusaha mencapai lantai paling atas. Senter dari ponsel menolongnya hingga ke lantai tiga. “Saya bersama para peserta audisi berkumpul di sana. Karena menurut kami itu lokasi paling aman,” beber pria 46 tahun itu.
Iwan salah satu penyelenggara dan juri di Indonesian Island Model Looks. Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Palu menjaring anak-anak berbakat di dunia model. Saat kejadian audisi tengah dilangsungkan. Dia bersama anak-anak dan orangtua mereka, baru saja menyelesaikan acara.
Di lantai paling atas itu, mereka menyempatkan diri salat Magrib. “Hanya tayamum saja (wudhu menggunakan debu),” kata pria berkacamata itu.
Mencoba bertahan, seorang pria mengaku manajer PGM datang. Meminta mereka untuk keluar. Karena kondisi gedung dikhawatirkan akan membahayakan siapa saja yang ada di dalamnya. Dengan terpaksa mereka berpindah. “Memang kondisinya saat itu bangunannya sudah retak-retak,” sambungnya.
Saat itu, sebut dia, ada sekitar 15 orang rombongannya dari orangtua dan anak-anak peserta audisi. Banyak dari mereka adalah perempuan. Bahkan seorang ibu harus bersusah payah karena membawa empat anak sekaligus.
Akhirnya untuk meringankan beban ibu itu, Iwan membantu menggendong anak yang terkecil berusia 2,5 tahun. “Alhamdulillah mereka (peserta audisi) semua selamat,” kata dia.
Perjuangan mencari tempat aman tak mudah. Ketika sampai di lantai dasar mal, kondisinya banjir. Air laut dari tsunami masih sekitar 50 sentimeter. Dengan kegelapan, susah bagi dirinya untuk berjalan. Ditambah banyak material bangunan, ancaman terluka sangat terbuka.
“Dua kali saya terjatuh. Alhamdulillah saya kuat menahan anak yang saya gendong agar tak tercebur,” tuturnya.