Sulitnya Menembus Lokasi Jatuhnya Pesawat Sukhoi di Gunung Salak
Terpaksa Tidur di Tepi Jurang Sedalam 750 MeterSabtu, 12 Mei 2012 – 08:07 WIB
Akhirnya, hari benar-benar gelap, tidak ada yang membawa senter. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami mau tidak mau menginap di punggung Gunung Salak Dua. Kabut tebal dan hawa dingin khas puncak gunung sangat menyiksa kami. Apalagi tidak ada yang membawa jaket gunung, tenda, maupun sleeping bag. Air minum dan makanan juga sudah habis sejak sore.
Mau bagaimana lagi, kami harus bertahan dengan kondisi apa adanya hingga esok paginya (kemarin). Kaki menjuntai ke jurang, punggung menempel di tebing. Hanya ada celah kecil memanjang selebar setengah meter yang kami gunakan untuk base camp. Setengah meter dipakai empat orang. Empat orang lagi membuat base camp di tempat yang sedikit lebih tinggi.
Jumat pagi, sekitar pukul 06.00, hawa dingin mulai berkurang. Kabut tebal yang semalam menutupi pegunungan juga berangsur menghilang. Tebing timur-utara Gunung Salak Satu yang menjadi tempat jatuhnya pesawat samar-samar terlihat dari tebing Gunung Salak Dua yang menjadi flying base camp kami.