Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sulitnya (Punya) Anak Superpandai

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 14 Agustus 2017 – 06:59 WIB
Sulitnya (Punya) Anak Superpandai - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: dok.JPNN.com

Hari itu Audrey mendadak diajak ke Tulungagung. Kakeknya meninggal. Kakek yang dia sayangi. Kakek yang periang dan penyayang. Sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Tulungagung, dia mendengar pembicaraan orang tuanya. Terutama tentang penyebab meninggalnya. Yakni, meninggal karena sedih. Ditinggal mati istrinya. Sang istri meninggal setelah menderita lama: korban tabrak lari.

Audrey-kecil sangat sayang oma dan opanya. Audrey memanggilnya Ama dan Akong. Pagi itu, jam 4 pagi, Ama bersepeda sehat ke arah Alun-Alun Tulungagung. Sebuah mobil menabraknya. Tidak pernah diketahui siapa penabraknya.

Dari situlah Audrey terus berpikir. Mengapa orang yang begitu menyenangkan harus meninggal. Bahagia itu ternyata bisa datang dan pergi. Banyak sekali yang dia renungkan. Padahal, kalau ada orang dewasa bicara, Audrey itu hanya diam.

Begitulah kata ibunya. Kami-kami ini tidak tahu bahwa dalam diamnya itu ternyata dia terus berpikir. Padahal, orang mengira dia diam karena tidak peduli dengan pembicaraan orang dewasa.

Kata Audrey, umur itu ternyata pendek. Sejak saat itu, Audrey bertekad untuk mengisi umur yang pendek itu dengan sebanyak mungkin arti kehidupan. Audrey jadi anak genius. Audrey bukan tidak bisa berubah.

Dia terkejut saat ke dokter gigi. Orang tuanya membawa Audrey ke dokter gigi di Singapura. Di sana dia mendapat kesan betapa orang-orang Singapura sangat bangga akan negaranya. Padahal, dia melihat orang-orang itu memiliki nama China.

Kesimpulannya: untuk bangga pada negara, untuk membela negara, ternyata tidak harus dengan cara mengubah identitas. Dengan nama tetap China, dengan kulit tetap kuning, dengan mata tetap sipit, ternyata orang-orang itu begitu fanatik pada ke-Singapura-annya. Pada negaranya.

Audrey mulai mau belajar lagi bahasa Mandarin. Dengan cepat. Bahasa apa pun bisa dia kuasai dengan mudah. Bahkan, Audrey sudah menerbitkan beberapa buku pelajaran bahasa Mandarin untuk anak Indonesia.

Umur Audrey baru empat tahun. Saat itu. Tapi pertanyaannya setinggi filosof: Ke mana perginya rasa bahagia? Atau: Apa arti kehidupan?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Opini

    Ujian Bagi Pancasila

    Sabtu, 01 Juni 2024 – 07:57 WIB
    Ujian Bagi Pancasila - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Lewat Jam

    Sabtu, 01 Juni 2024 – 07:07 WIB
    Lewat Jam - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Kaget Reuni

    Kamis, 30 Mei 2024 – 07:13 WIB
    Kaget Reuni - JPNN.com
  • Humaniora

    Wakil Kepala BPIP Tinjau Lokasi Upacara Menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

    Kamis, 30 Mei 2024 – 04:47 WIB
    Wakil Kepala BPIP Tinjau Lokasi Upacara Menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024 - JPNN.com
X Close