Sultan: Ikan Tuna di Bengkulu Bisa Jadi Primadona Ekspor Indonesia
jpnn.com, BENGKULU - Produk kelautan dan perikanan Indonesia semakin merambah pasar ekspor. Terkini, sebanyak 11 ton komoditas perikanan dari Bintan, Kepulauan Riau, menjangkau Singapura.
Adapun komoditas yang diekspor ke Negeri Singa tersebut terdiri dari white snapper/anggoli fillet, white snapper/anggoli half head, white snapper/anggoli tail, Spanish mackerel/batang fillet dan grouper minch meat.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin memberikan apresiasi terhadap dukungan pemerintah dalam pembangunan sektor kelautan serta perikanan Indonesia.
Dia mendorong potensi ikan tuna dapat menjadi primadona ekspor Indonesia.
"Indonesia adalah negara kepulauan terluas di dunia. Dan kita memiliki luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta kilometer persegi. Jadi sektor maritim (kelautan) seharusnya sangat strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia", ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (26/4).
Hanya saja lanjut Sultan, selama ini sektor kelautan masih kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Padahal jika potensi pembangunan (ekonomi) kelautan Indonesia dikelola dengan inovatif dan baik, maka dapat menjadi salah satu sumber modal utama pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi negara dan masyarakat Indonesia.
Sebagai contoh tidak optimalnya pemanfaatan sumber daya laut yang kita miliki seperti laut Bengkulu yang memiliki potensi ikan tuna mencapai 364 ribu ton per tahun. Dari jumlah tersebut hanya 64 ton saja yang mampu diambil oleh nelayan.