Sumbar Stop Mahasiswa ke Mesir
Tak Ada Jaminan KeselamatanPadahal, calon mahasiswa tersebut sebelumnya telah mendaftar melalui Kemenag Sumbar. Mereka adalah tamatan pondok pesantren (ponpes) tingkat aliyah jurusan keagamaan. Tidak ada batasan bagi pendaftar. Dalam artian, seluruh jumlah ditampung asal memenuhi syarat punya kemampuan Bahasa Arab, hafal Quran minimal 2 juz, dan memiliki nilai pengetahuan agama memenuhi standar.
Terpisah, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang, Makmur Syarif mengatakan, hingga kini belum ada mahasiswa asal Sumbar yang pulang disebabkan konflik tersebut. Menurut informasi, keberadaan mahasiswa yang rata-rata kuliah di Universitas Al-Azhar masih dalam kondisi baik.
"Di sana kan kita punya perwakilan di kedutaaan. Kewajiban merekalah menjaga dan melindungi para mahasiswa Indonesia," jelas Makmur Syarif yang dihubungi Padang Ekspres (Grup JPNN) kemarin (19/8).
Menurut Makmur, dalam kondisi konflik seperti sekarang, mahasiswa tidak akan dapat belajar efektif. "Kalau memang sulit menjaga keselamatan, lebih baik pulang dulu. Kita sama-sama mendoakan semoga konflik ini segera mereda dan mahasiswa kita dapat kembali menuntut ilmu di sana," tuturnya.
Hal senada disampaikan Pembantu Rektor (Purek) IAIN, Bidang Kemahasiswaan, Asasriwarni. Menurutnya, hingga kini belum ada informasi terancamnya keselamatan mahasiswa Sumbar yang belajar di Mesir.
"Kalau nanti memang ada mahasiswa kita yang terancam, kita akan minta dubes untuk menarik mereka pulang, hingga konflik mereda," terangnya.
Menurutnya, tindakan militer Mesir sungguh terkutuk. Untuk memberi dukungan, Asasriwarni meminta masing-masing umat mendoakan rakyat Mesir agar diberi kekuatan lebih, dan tangguh menghadapi ujian tersebut.
"Sangat iba kita menyaksikan di TV, betapa anak-anak, remaja, dewasa yang dibantai oleh militer Mesir tanpa perikemanusiaan. Semoga Allah membalas kezaliman yang dilakukannya," kata Asasriwarni.