Surplus Perdagangan Indonesia pada Juli 2020 Tertinggi Sejak 9 Tahun lalu
Menko Airlangga juga menjelaskan surplus neraca perdagangan pada Juli 2020 juga disumbangkan oleh menurunnya impor terutama impor barang konsumsi disamping impor bahan baku/penolong. Total nilai impor pada Juli 2020 tercatat USD10,47 Milyar, dengan pangsa barang konsumsi sebesar 10,63%, barang modal sebesar 18,79%, dan bahan baku/penolong sebesar 70,58% dari total impor Juli 2020. Tercatat impor barang konsumsi mengalami penurunan permintaan sebesar -21,01% (mtm) menjadi USD1,11 Milyar salah satunya dikarenakan keberhasilan program peningkatan konsumsi barang produksi dalam negeri, di tengah penurunan permintaan domestik akibat pandemi.
"Penurunan impor bahan baku/penolong juga diharapkan memberikan peluang bagi industri/pelaku usaha dalam negeri untuk mampu memasoknya sekaligus mengambil alih pangsa impor, khususnya di masa-masa penuh tantangan saat ini. Peningkatan dialami oleh impor barang modal yang tumbuh 10,82% (mtm), yang merupakan sinyal positif sejalan dengan peningkatan PMI manufaktur yang berarti bahwa aktivitas produksi mulai meningkat," imbuhnya
Surplus yang terjadi pada neraca perdagangan di bulan April sampai dengan Juni tahun 2020 juga telah mendorong penurunan defisit transaksi berjalan Indonesia.
Berdasarkan rilis Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Tahun 2020 oleh Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 2,9 miliar dolar AS (1,2% dari PDB), lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar 3,7 miliar dolar AS (1,4% dari PDB).
Penyempitan defisit transaksi berjalan ini didukung juga oleh surplus transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar 10,5 miliar dolar AS, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit 3,0 miliar dolar AS.
Dengan angka ini, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan II tahun 2020 mengalami surplus sebesar 9,2 miliar dolar AS, cukup tinggi untuk menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia.
"Saya optimistis momentum perbaikan kinerja eksternal tersebut dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan sehingga Perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif pada triwulan-triwulan selanjutnya," pungkasnya. (flo/jpnn)