Survei IDM: Pilkada Kaltim, Petahana Keok Lawan Penantang
Di mana selama lima tahun terakhir tidak dapat atau kurang optimal diselesaikan petahana. Di antaranya pertama harga-harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah yang mendesak terbesar menurut 27,8 persen responden.
"Kedua, susah mencari lapangan pekerjaan menurut 27,6 persen responden, ketiga, kondisi jalan rusak di Kaltim menurut 23,4 persen responden. Kemudian masalah biaya pendidikan mahal menurut 21,2 persen responden," kata Heru.
Hal lain, Heru menerangkan, survei IDM mengambarkan rendahnya elektabilitas pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebagai incumbent selama menjabat tidak mampu mewujudkan janji-janji politik yang telah mereka buat ketika masa kampanye sebelum terpilih.
"Padahal, janji-janji manis itulah yang dulunya mampu memikat para pemilih. Sementara pada masa menjabat selama satu periode, janji-janji tesebut sama sekali tidak ditunaikan," kata Heru.
Tentu, lanjut Heru, hal inilah yang menjadikan masyarakat tidak simpatik terhadap petahan? Karena itu, Heru memerinci, faktor kegagalan petahana. dalam pertarungan pilkada.
Yakni, kurang pahamnya persoalan dan permasalahan yang ada dilapangan. Selain itu, tidak bisa membedakan mana persoalan dan permasalahan yang urgen dan tidak urgen yang harus diselesaikan.
"Misalkan persoalan pengangguran dan kemiskinan menjadi persoalan mayoritas publik Kaltim yang mana Kaltim yang kayak sumber daya alam namun tidak memberikan dampak kesejahteraan yang signifikan pada masyarakat," ungkapnya.
Kemudian gagal memberikan kemajuan yang signifikan bagi daerahnya yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat Kaltim menjadi poin kritis rendahnya elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi.