Suryo Utomo Dapat Peringatan dari Anak Buah Prabowo Subianto
Oleh karena itu, Suryo Utomo dengan kompetensi, keahlian dan integritas yang dimilikinya diharapkan bisa menjawab tantangan dan harapan untuk memenuhi target penerimaan negara dari sektor pajak. Tentunya, dengan tetap menjaga momentum penerimaan negara namun tidak boleh merusak iklim bisnis dan investasi.
"Tentunya ini merupakan suatu kombinasi tujuan yang berat dan tidak mudah di tengah tren perlambatan penerimaan pajak sebagai dampak situasi ekonomi global," sambung ketua DPP Gerindra itu.
Untuk mengantisipasi potensi shortfall APBN yang semakin dalam, Heri menyarankan sebaiknya pemerintah melakukan pendekatan profiling. Misalnya, fokus menargetkan sektor mana saja yang belum masuk dalam daftar penerimaan pajak.
Secara spesifik, dirjen pajak harus terus mendorong program ekstensifikasi agar bisa menyerap pajak dari pengusaha yang belum teridentifikasi atau tidak patuh pajak. Kemudian, masalah basis pajak yang relatif masih kurang, perlu diperluas lagi.
Pihaknya mendukung extra effort yang lebih bersifat ekstensifikasi yang belum tercatat dalam sistem, yang belum punya NPWP, yang tidak patuh. Extra effort dapat dilakukan tanpa mengganggu iklim usaha. Kemudian, yang tidak kalah penting, secara internal harus berani membenahi praktik pajak yang belum ideal.
Heri meminta Suryo mampu menyusun suatu kebijakan yang inovatif, tidak melulu dengan cara meningkatkan tarif pajak atau mengejar wajib pajak yang itu-itu saja. Pajak harus bisa menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mendorong laju perekonomian. Karena selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi kita masih terjebak di kisaran lima persen.
"Target penerimaan pajak yang kerap meleset akan berbahaya bagi Indonesia lantaran akan bergantung terhadap utang, sehingga utang terus membengkak, shortfall yang menahun ini bukan salah DJP semata, namun juga karena pemerintah tidak rasional dalam mematok target penerimaan pajak," tambah Heri. (fat/jpnn)