Susi Tetap di Hati
Selasa, 13 September 2011 – 05:09 WIB
Saya begitu sering menggunakan jasa Susi Air. Banyak rute yang penerbangan lain tidak mau, dia terbangi. Misalnya, Jakarta-Cilacap. Atau Medan-Meulaboh. Atau antarkota kecil di Papua. Sebagai orang yang kini harus memikirkan listrik sampai ke seluruh pelosok negeri yang terpencil, saya ikut berterima kasih kepada Susi.
Saya agak heran mengapa kecelakaan itu terjadi. Selama ini saya sangat yakin dengan peralatan modern di Caravan yang berisi 14 orang itu. Layar radarnya yang cukup lebar bisa memberikan banyak indikasi cuaca. Saya sering duduk di barisan paling dekat pilot sehingga sering bertanya makna tanda-tanda yang muncul di layar. Ketika di depan sana ada awan tebal, layar itu bisa menggambarkan mana awan yang berisiko dan yang tidak. Mana awan tipis dan tebal. Gunung juga terbaca di situ.
Saya menduga kecelakaan itu karena pilot tidak berhasil mengangkat atau menaikkan pesawat setinggi yang dibutuhkan untuk melompati sebuah puncak gunung di situ. Misalnya, karena empat drum solar seberat 1,1 ton itu terlalu berat.