Swasembada Pangan, Misi Gibran Rakabuming Antisipasi Dampak Konflik Global
Oleh: Direktur Limanusa Umar SangajiHal ini mencakup dukungan terhadap pertanian lokal di berbagai negara, promosi diversifikasi pertanian, investasi dalam infrastruktur distribusi pangan yang tahan konflik, serta kerja sama internasional yang erat dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim dan konflik geopolitik.
Kesadaran akan kerentanan sistem pangan global dan dampak yang ditimbulkan dari konflik seperti antara Rusia dan Ukraina harus menjadi pemicu bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem pangan yang lebih tahan banting dan inklusif secara global.
Selain itu, untuk memastikan bahwa keberlanjutan dan stabilitas masyarakat dalam menghadapi peperangan antar bangsa, swasembada pangan menjadi krusial dalam konteks ini.
Swasembada pangan merujuk pada kemampuan suatu negara untuk memproduksi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri.
Di tengah ancaman konflik dan peperangan, memastikan ketersediaan pangan yang memadai menjadi faktor yang sangat penting karena dapat memengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, dan politik suatu negara.
Pertama-tama, memiliki ketersediaan pangan yang cukup akan mengurangi ketergantungan pada impor makanan dari negara lain.
Dalam situasi konflik, kemampuan untuk memasok makanan sendiri akan mengurangi kerentanan terhadap ancaman embargo atau blokade perdagangan oleh negara lain.
Contohnya, selama perang, kemampuan untuk mengandalkan sumber daya pangan internal akan membantu menjaga kelangsungan hidup masyarakat dalam menghadapi keterbatasan impor.