Syaukani Jajaki Cangkok Otak di Singapura
Kamis, 18 November 2010 – 22:33 WIB
Pada penderita stroke, sel otak rusak setelah kekurangan oksigen. Kondisi seperti ini dialami Syaukani setelah sempat gagal bernafas pada 7 Januari 2009 saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Setelah diizinkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Matalatta (waktu itu), tanggal 25 Februari 2009, Syaukani kemudian diperbolehkan berobat ke Mount Elizabeth. Setelah berobat sebulan lebih, dia kemudian pulang kembali ke RSPP dengan status tahanan kembali.
Meski membaik, organ penting Syaukani seperti memori, kaki, tangan, dan mata tak bisa berfungsi normal lagi. Sejak itu pula, hidupnya harus bergantung pada orang lain karena lumpuh. Bahkan sampai sekarang dia sering hilang ingatan untuk mengingat orang terdekatnya seperti perawat pribadi dan anak istrinya.
Meski siap menjalani stem cell, lanjut Silvi, semuanya tergantung dari hasil diagnosa dokter Mount Elizabeth. Yang pasti, sehari setelah tiba di Singapura, ayahnya akan langsung menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mengetahui kondisi organ diotak apakah terdapat tumor atau tidak. (pra/jpnn)