Tak Menyangka Buah Hati Menangis Berujung Petaka
Sabtu, 12 Desember 2009 – 06:01 WIB
Menurut Sari, pagi itu bayi Sriani tiba-tiba menangis. Pada saat bersamaan, Jati tidur pulas karena malamnya dia bekerja hingga larut, ngojek di Pelabuhan Padangbai. Sari lantas berusaha menenangkan bayinya. Setelah tertidur, Sari memindahkan Ni Luh ke kamar sebelah agar tak mengganggu tidur suaminya.
Setelah bayinya tertidur, Sari keluar rumah menyabit rumput untuk makanan sapi milik orang lain yang pemeliharaannya dipercayakan kepada dia. Sekitar pukul 07.30, tiba-tiba dia disusul ibu mertuanya yang juga ibu kandung Jati, Ni Ketut Laba, 45. Laba kepada Sari meminta agar segera pulang.
Laba menceritakan, dirinya menyusul Sari karena melihat Jati sedang berbuat kasar kepada Sriani. Diceritakan, beberapa saat setelah ditinggal Sari, Sriani kembali menangis. Tangisan bayi yang berumur lima bulan itu membangunkan Jati. Saat bangun, Jati bukannya berusaha menenangkan Sriani, tapi malah marah-marah sambil mengumpat. "Saya dengar, dia mengancam akan membanting Sriani kalau tak juga diam dari menangisnya," cerita Laba. Saat itu sebenarnya Laba sudah mengingatkan Jati untuk tidak berkata kasar. "Saat itu saya juga sudah minta berulang-ulang, biar saya yang menidurkan Sriani. Tapi, dia (Jati) tetap tidak mau. Saya langsung panik waktu itu. Saya susul Sari yang lagi menyabit rumput," ceritanya.