Taksi Online Protes Keras Pembatasan Kuota
Menurut dia, dua jenis transportasi umum itu sebenarnya berbeda, tidak berada dalam satu trayek.
Terutama dalam hal manajemen. ''Bedakan antara perusahaan angkutan umum dan perusahaan aplikasi," tegasnya.
Wahid menjelaskan, perusahaan bebas memilih model manajemen, apakah menggunakan cara konvensional atau online.
Pria yang juga menjabat ketua Ikatan Keluarga Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Wilayah Jatim itu menambahkan, model manajemen online sebenarnya sudah ada bertahun-tahun lalu pada taksi konvensional berbentuk sedan.
Taksi tersebut telah memiliki aplikasi sehingga memudahkan konsumen. ''Kenapa yang sudah online sejak lama itu tidak diributkan? Apa bedanya dengan online yang sekarang?" ungkapnya.
Sejatinya, hal yang dipermasalahkan adalah banyaknya angkutan pribadi yang beroperasi tanpa izin sebagai angkutan umum.
Pengemudi dianggap tidak mengantongi SIM transportasi publik.
Dalam praktiknya, mungkin saja konsumen lebih memilih angkutan pribadi dengan beberapa pertimbangan.
Di antaranya, kendaraan yang lebih terawat dengan biaya lebih murah.