Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tanaman Ghat Ala 'Raffi' Ditanam Bebas di Bogor

Sebulan, Nilai Bisnis Capai Rp6,1 Miliar

Selasa, 05 Februari 2013 – 09:05 WIB
Tanaman Ghat Ala 'Raffi' Ditanam Bebas di Bogor - JPNN.COM
Kawasan Puncak Bogor. Ilustrasi Foto: Radar Boogor/dok.JPNN.com
Tanaman ghat atau dalam bahasa latin Catha edulis adalah tanaman yang tumbuh di negara-negara sekitar Laut Merah dan di pantai timur Afrika. Daunnya dikunyah oleh penduduk setempat untuk menstimulasi sistem pusat syaraf agar tidak merasa lelah. Zat aktif dari tanaman ini Synthetic Cathinone (Katinon Sintetis) mirip senyawa cathinone. Derivatif atau senyawa turunan cathinone (katinon) tersebut antara lain methcathinone, amfepramone, pyrovalerone, mephedrone, dan methylone.

Nama tanaman ini berbeda-beda di beberapa negara. Ada yang menyebutnya chatting, qat, qaad, jaad, miraa, mairungi, kucing dan Catha. Di sebagian besar literatur disebut sebagai tanaman ghat. Berjenis semak cemara, daun ghat memiliki aromatik yang khas.

Akibat dampak buruk yang ditimbulkannya, negara Kenya, Yaman, Uganda, Ethiopia dan Madagascar telah remsi melarang tanaman in. Di Arab Saudi pun budidaya mengonsumsi ghat sangat dilarang. Sedangkan di Inggris, perdagangan, kepemilikan dan penggunaan tidak dilarang. Cathinone dan katin digolongkan ke dalam jenis obat kelas C. Dianggap melanggar, hanya jika cathinone keluar dari industri obat yang terisolasi.

Pengaruh cathinone maksimal terasa setelah 15-30 menit penggunaan. Metabolisme cathinone cepat, terjadi terutama selama perjalanan pertama melalui hati. Hanya sebagian kecil sekitar dua persen yang tidak berubah dan keluar dalam urin.

Tanaman khat alias ghat di kawasan Cisarua, Puncak, ternyata bukan sekadar tanaman liar. Tanaman yang digadang-gadang berasal dari Timur Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close