Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tanaman Ghat Ala 'Raffi' Ditanam Bebas di Bogor

Sebulan, Nilai Bisnis Capai Rp6,1 Miliar

Selasa, 05 Februari 2013 – 09:05 WIB
Tanaman Ghat Ala 'Raffi' Ditanam Bebas di Bogor - JPNN.COM
Kawasan Puncak Bogor. Ilustrasi Foto: Radar Boogor/dok.JPNN.com
Pengunyah melaporkan pengalaman subyektif mereka ketika menggunakan ghat yakni perasanaan euforia, kegembiraan, meningkatkan energi tingkat, kewaspadaan meningkat, peningkatan konsentrasi, peningkatan kepercayaan diri dan peningkatan libido. Akan tetapi, perasaan itu akan berubah setelah berhenti mengunyah ghat. Perasaan yang muncul adalah insomnia, mati rasa, kurangnya konsentrasi dan suasana hati yang murung.

Beberapa pengunyah juga mengalami efek yang tidak menyenangkan selama mengunyah. Proses, menggambarkan kecemasan, ketegangan, kegelisahan dan halusinasi. Hal inilah yang melahirkan rasa ketergantungan si pemakai.

Selain itu, konsumsi ghat secara terus menerus dalam dosis tinggi juga akan menimbulkan efek samping pada tubuh manusia. Di antaranya hipertensi, vasokonstriksi, iskemia, infark, paru edema, perdarahan serebral, gangguan sistem pernapasan, bronchitis, takipnea, dyspnoea, tuberkulosis dan gangguan sistem pencernaan.

Ciri fisik bermasalah akibat ghat adalah mulut kering, polidipsia, karies gigi, penyakit periodontal, gastritis kronis, lambung maag, sembelit, ileus paralitik, anoreksia, penurunan berat badan, impotensi, perubahan libido, dan retensi urin.

Tanaman khat alias ghat di kawasan Cisarua, Puncak, ternyata bukan sekadar tanaman liar. Tanaman yang digadang-gadang berasal dari Timur Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News