Tanpa Biaya dan Rekrut Mantan Calo Jadi Sukarelawan
Selasa, 02 Juli 2013 – 06:46 WIB
Syarifudin menyebutkan, ada lima faktor penyebab terjadinya perdagangan orang, khususnya anak-anak perempuan di kampungnya. "Dari lima itu, yang paling utama dan menjadi sumber segala sumber adalah banyaknya anak putus sekolah. Mereka hanya tamatan SD," terangnya.
Berdasar data Kusuma Bongas pada 2003, di Bongas saat itu terdapat 31 sekolah setingkat SD, sedangkan SMP-nya hanya satu. "Bisa dibayangkan, lulusan SD sebanyak itu tidak mungkin tertampung hanya di satu SMP. Kalaupun mereka mau sekolah di luar Bongas, ya pasti berat karena keluar biaya untuk transpor," terang Nono Taryono, pengurus lain Yayasan Kusuma Bongas.
Anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah tersebut biasanya menganggur setahun hingga dua tahun. Kondisi itulah yang paling rentan terhadap masuknya upaya perdagangan orang, terutama bagi anak perempuan.