Target PLN 2020 Rasio Desa Berlistrik di Papua menjadi 100%
Agar bisa mencapai rasio elektrifikasi lebih tinggi lagi, Eman menjelaskan PLN tidak bisa berjalan sendirian.
"Itu sebabnya kami juga bekerja sama dengan sejumlah instansi lainnya yakni Kementerian ESDM, termasuk juga dalam bentuk CSR baik dari perusahaan dan juga partisipasi dari pemerintah daerah," ucapnya.
Eman menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan melalui program EPT tahun 2018, ada salah satu perangkat dalam rangka pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ditawarkan, yakni Tabung Listrik (TALIS), alat penyimpanan energi (energy storage) yang juga berfungsi seperti power bank, digunakan untuk melistriki rumah.
Selain menggunakan potensi sumber pembangkit listrik yang ada di desa, PLN juga telah menyiapkan program penggunaan aliran listrik melalui tabung listrik (TALIS). Tabung listrik ini merupakan hasil kerja sama PLN dengan Universitas Indonesia (UI).
Adapun fungsi dari TALIS itu adalah menyimpan daya listrik yang nantinya bisa digunakan masyarakat untuk menerangi rumah atau desanya. Sebuah tabung listrik yang berbobot sekitar 5 kilogram, bisa menampung daya listrik sebesar 300 watt hour (Wh) hingga 1.000 Wh.
Penggunaannya pun cukup mudah, pemilik hanya tinggal memilih sistem AC atau DC dan tinggal dihubungan dengan kabel lampu.
Sedangkan jika daya listriknya sudah habis, pemilik bisa men-chargenya di PLTS, mikrohidro, pikkohidro, PLTA ataupun pembangkit listrik biomassa. “TALIS lebih hemat dan mudah digunakan,” kata Eman.
Dengan menggunakan TALIS, masyarakat bisa berhemat dalam pemasangan jaringan listrik karena biaya pembelian dan pemasangan listrik dengan menggunakan TALIS hanya sekitar Rp 3,5 juta. Sedangkan jika menggunakan jalur konvensional, tarifnya biasa lebih dari Rp 4 juta. (esy/jpnn)